Perhitungan Revaluasi Aset Tetap


Dalam pengukuran aset tetap kita mengenal dua metode, yaitu metode biaya dan revaluasi. Pada artikel kali ini, kita akan menghitung bagaimana cara pengukuran aset tetap dengan menggunakan metode revaluasi. Hal ini kita bahas dikarenakan dalam pencatatan gain/loss revaluasi, terdapat dua cara yaitu dicatat pada laporan laba rugi (P/L) atau dicatat pada laporan pendapatan komprehensif lainnya (OCI). Berikut terdapat contoh transaksi yang berkaitan dengan transaksi revaluasi.

Contoh :
Pada tanggal 1 Januari 2015, PT XYZ memiliki aset tetap berupa mesin printing yang memiliki nilai buku Rp 120,000,000 dengan nilai akumulasi penyusutan Rp 12,000,000. Masa manfaat mesin tersebut 10 th dengan tanpa nilai residu. Perusahaan melakukan beberapa kali revaluasi terhadap mesin tersebut selama 5th terakhir. Berikut merupakan data revalusi tsb :
– Juni 2016 : Nilai wajar Rp 95,000,000.-
– Juni 2017 : Nilai wajar Rp 105,000,000.-

Continue reading Perhitungan Revaluasi Aset Tetap

Konsep Fraud atau Kecurangan


Apa yang ada dipikiran kita jika mendengar kata “fraud” ?

Terlintas sebuah peristiwa dimana telah terjadi suatu hal yang salah atau bisa dikatakan tidak sesuai dengan peraturan, kebiasaan atau hal yang patut seharusnya terjadi.

Dalam sebuah konsep sebab-akibat, apabila terdapat suatu tindakan maka akan terdapat konsekuensi dari perbuatan tersebut. Dalam hal ini, fraud dapat menimbulkan suatu konsekuensi kerugian, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mempengaruhi lingkungan disekitarnya.

Konsep diatas menimbulkan sebuah pemikiran bahwa fraud terjadi karena suatu pemicu atau sebab, sehingga dapat diidentifikasi agar kedepan dapat dilakukan tindakan pencegahan, atau meminimalisir peluang terjadinya fraud.

Dalam buku “mendeteksi manipulasi laporan keuangan” karya Tuanakotta, terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan fraud , antara lain; (Tuanakotta, 2014:41)

Continue reading Konsep Fraud atau Kecurangan

Perhitungan arus kas transaksi sale and leaseback


Salah satu komponen dalam menyusun laporan arus kas yaitu berkaitan dengan pembayaran sewa. Seperti yang kita ketahui, terdapat dua macam sewa, yaitu sewa operasi dan sewa pembiayaan. Berbeda dengan sewa operasi, yang pengakuan pembayaran sewa masuk dalam komponen arus kas dari aktivitas operasi (operating), dalam sewa pembiayaan pengakuan pembayaran dapat masuk kedalam beberapa komponen arus kas lain seperti aktivitas pendanaan (financing). Berikut terdapat contoh transaksi yang berkaitan dengan arus kas sewa pembiayaan.

Contoh:
Pada tanggal 1 Januari 2016, PT XYZ melakukan transaksi sale and leaseback kepada PT ABC dengan nilai Rp 10,000 untuk periode 3 tahun dan bunga fixed rate 1% per tahun (security deposit; Rp 1,000). PT ABC merupakan perusahaan jasa pembiayaan. Aset yang digunakan untuk transaksi tersebut ialah mesin dengan nilai buku sebesar Rp 9,000 dan nilai akumulasi penyusutan sebesar Rp 1,000. Pembayaran angsuran dilakukan setiap tanggal 1 bulan berikutnya. Nilai bersih pembiayaan yaitu sebesar Rp 9,000.

Continue reading Perhitungan arus kas transaksi sale and leaseback